Sudah tidak asing lagi bagi kita sebagai masyarakat Kabupaten Pemalang maupun warga Moga tentunya dengan salah satu ulama yang sangat terkenal karena kezuhudan dan kharismanya. Seorang ulama bahkan ada sebagian orang yang menganggap beliau waliyullah yang masyhur dengan kesederhanaannya.
Beliau bernama lengkap H. Nur Durya bin Sayyid atau orang biasa memanggilnya Mbah Nur. Kezuhudan dan kesederhanaan beliau tercermin dari tempat tinggal beliau yang sangat sederhana dipinggir sungai.
Semasa hidupnya hingga setelah wafat tempat tinggal yang juga sekarang menjadi makamnya selalu banyak dikunjungi oleh para peziarah dari seluruh penjuru nusantara. Pada saat menjelang Bulan Sya’ban, banyak warga Nahdlatul Ulama (NU) yang mengantri untuk masuk ke area makam.
Banyak beredar cerita tentang kekharismatikan beliau, dari mulai keistemawaan beliau yang sejak kecil tidak kehujanan sampai sang guru ghoibnya.
Beliau salah satu kiai yang dianugerahi Allah weruh sadurunge winarah menjadi bagian dari kemampuannya melihat yang tersurat dari yang tersirat.
Selain itu, juga dikenal sebagai seorang yang zuhud dan tidak cinta dunia. Dikisahkan ketika hendak mengambil air wudhu, dia mendapatkan uang dengan jumlah yang cukup banyak yang terletak di samping tempat wudhu. Namun uang itu tidak diambil karena bukan haknya.
Ada pula kisah rumah Mbah Nur yang berada di pinggir sungai. Walaupun berdempetan langsung dengan aliran air sungai, namun saat banjir bandang datang, air sungai tidak pernah sekalipun merendam kediaman Mbah Nur.
Air sungai seakan miring menghindari rumah yang hanya terbuat dari bambu itu. Dari serangkaian peristiwa ini, tak heran ada orang yang menyebutnya sebagai kiai paling sakti se-Jawa Tengah.
Dikutip dari berbagai sumber ( infomoga.com , merdeka.com , ipnu.or.id )